Diskusi – 10 Elemen Jurnalisme
Saat diskusi berlangsung |
Salam Persma
Sebuah salam pers mahasiswa diteriakan oleh Luluk selaku
moderator untuk membuka diskusi malam
ini (17/10). Melanjutkan acara diskusi tentang fotografi beberapa hari yang lalu, kini Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) Manifest mengadakan diskusi kembali dengan topic 10 Elemen
Jurnalistik. Diskusi kali ini ditemani oleh alumni LPM Manifest sendiri, yaitu
Dian Teguh Wahyuhidayat yang akrab dipanggil Cetar.
Dalam diskusinya cetar
menyampaikan bahwa, sepuluh elemen jurnalisme itu sangat erat kaitanya dengan
idealism yang harus kita pegang. “ Idealisme yang diperoleh dari pengalaman
bukan hanya dari ruang dealiktika saja ,“ Jelasnya.
Sebuah idealisme dapat dibentuk
bukan hanya dengan cara berdealiktika saja namun juga dapat dari pengalaman
hidup. Orang yang memiliki pengalaman hidup yang lebih bayak pasti idealismenya
akan menjadi lebih baik daripada yang pengalan hidupnya hanyalah sedikit.
Ketika banyak orang yang memiliki
rasa idealisme yang tinggi, maka akan banyak orang yang mengeluarkan penilaian,
opini atau pemikiran. Sehingga ketika pemikiran-pemikiran tersebut dijadikan
satu maka akan menyusuh sebuah kebenaran. “ Kebenar itu seperti stalaktit, semakin hari semakin menumpuk
sehingga membentuk kebenaran yang utuh ,“ kata Cetar.
Cetar juga menjelaskan bahwa
kebenaran itu subyektif, untuk itu perlu di adakannya analisme framing dan juga
analisis wacana utuk memperoleh kebenara itu juga.
Media sangatlah memiliki potensi
yang besar untuk dijadikan senjata bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti
saat-saat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden kemarin, Media dijadikan
sebagai lahan basah untuk Partai Politik (Parpol) yang berkepentingan dalam
mencari suara rakyat. Sehingga berita yang disampaikan belum tentu kebenarannya.
“ Berita diplintir kebenarannya untuk kepentingan mereka ,“ Cetar menjelaskan.
Oleh karena itu seharusnya setiap
warga atau orang paham dengan jurnalistik. Supaya tidak menjadi penonton atau
pembaca media yang pasif, namun juga harus bisa bersikap dan merespon terhadap
peristiwa yang sedang terjadi, khususnya mengenai media. “ Semakin banyak
jurnalis maka semakin banyak orang yang tau kebenaran dan juga menjadi control
social ,“ jelasnya.
“ Sehingga ketika kita paham
dengan jurnalisme, kita dapat membedakan mana media yang layak atau tidak ,”
Cetar memperjelas. Memang sangat penting memahami 10 elemen jurnalistik,
khususnya orang-orang yang berkecimpung dalam dunia jurnalis.
“ Jadi kalau dihubungkan dengan 10
elemen jurnalistik, jika tidak lengkap sepuluh apa tidak bisa disebut
jurnalisme,” Gunda, seorang peserta diskusi bertanya.
“ Kita ini bukan manusia yang
hitam putih, tapi ada abu-abu dan sedikit putih,” jawab Cetar. Manusia tidak
dapat menyatakan benar atau salah secar mutlak, jadi kinerja manusia tidak ada
yang sempurna. “ Kebenaran itu terus berkembang,” Jelasnya. Seperti yang
disampaikan diawal tadi, kebenaran seperti stalaktit semakin hari semakin
menumpuk dengan data-data baru. Sehingga menjadi kebenaran yang utuh.
Dalam teks pengatar diskusi,
Cetar menuliskan kutipan yang ditulis
Andreas Harsono dalam Agama Saya Adalah Jurnalisme “ Kovach berpendapat bahwa,
makin bermutu jurnalisme didalam masyarakat, maka makin bermutu pula informasi
yang didapat masyarakat bersangkutan. Terusnya makin bermutu oula keputusan
yang akan dibuat. Saya percaya, apabila jurnalisme di suatu masyarakat bermutu,
maka kehidupan masyarakat itu juga akan makin bermutu. “
Pemahaman seorang jurnalis
terhadap kesepuluh elemen jurnalistik bukan hanya secara teoritis namun dengan
kinerjanya. “ Laku mutlak bagi setiap insan pers yaitu kerja kaki, “ pesan
Cetar sebelum menutup diskusi.
0 comments:
Posting Komentar