Surat Terbuka untuk Para Pemimpin di Gedung A
![]() |
Terusir
: Saat Anak UKM
Menutup Pintu Kesekretariatanya Masing-Masing (dok. Joko/Manifest)
|
Salam
Mahasiswa !!!
Demi menjujung tinggi
demokrasi dan juga hak kebebasan dalam berpendapat , saya ingin mengutarakan unek-unek yang saya rasakan terkait
dengan kebijakan yang diterapkan di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember (FTP UJ). Surat terbuka ini saya rasa merupakan cara yang lebih keren
dari pada menggunakan surat kaleng, yang terkesan tanpa ada pertanggung jawaban
dari si pengirim. Ohh ya… sebelumnya
ijinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Joko Cahyono yang
kebetulan juga salah satu mahasiswa FTP UJ angkatan 2012. Mahasiswa yang
termasuk golongan semester tua karena sudah dihadapkan pada tugas penyusunan
Skripsi.
Maksud dari saya menulis
surat terbuka ini adalah ingin mempertanyakan suatu hal terkait dengan
kebijakan Jam Malam yang baru diberlakukan di FTP. Mengapa saya menggunakan
cara ini, karena saya tahu bahwa tugas dari bapak/ibu pemimpin sangatlah
banyak. Sehingga saya tidak mau mengganggu kesibukan bapak/ibu dengan celotehan
orang seperti saya ini.
Mungkin saya akan memulai
dengan menceritakan pengalaman yang saya alami terkait kebijakan jam malam.
Kebetulan saya di kampus FTP mengikuti salah satu organisasi internal
mahasiswa. Pada suatu pagi (28/04) saya datang ke kampus untuk menjalakan
rutinitas saya sebagai mahasiswa yaitu kuliah. Namun sebelum masuk ruang kelas,
saya menyempatkan diri untuk mampir ke ruang sekretariat terlebih dahulu. Di
situ saya menemukan sebuah amplop yang berisi Surat Edaran yang ditanda tangani
oleh Pak Dekan FTP UJ. Isi surat edaran tersebut memberi peringatan terhadap
mahasiswa terkait Keputusan Rektor UJ nomor : 2408/UN.25/KM/2013 yaitu larangan
mahasiswa melakukan kegiatan didalam kampus pada malam hari. Surat tersebut
dibuat pada tanggal 15 April 2015 dan diedarkan 28 April 2015, sungguh waktu
yang lama untuk menurunkan surat dari gedung A ( Gedung Dekanat) ke gedung E (Gedung
UKM).
Kembali lagi pada isi
surat edaran yang telah dikeluarkan oleh Bapak Dekan, sebenarnya yang ingin
saya tanyakan apakah seorang Dekan tidak memiliki hak otonom untuk mengatur
kebijakan-kebijakan yang ada di wilayahnya sendiri yaitu Fakultas? Jika memang memiliki
hak otonom maka saya mohon kebijaksanaan dari bapak Dekan untuk mempertimbangkan
kembali kebijakan Jam Malam ini.
Namun, jika tidak memiliki
hak otonom mengapa beberapa Fakultas melakukan kebijakan yang berlawanan dengan
kebijakan rektorat. Seperti halnya beberapa Fakultas justru memperbaiki pagar
fakultas masing-masing, yang memang Bapak Rektor melarang fakultas untuk
membangun pagar.
Terlepas dari dari surat
edaran, saya bersama anak-anak UKM masih melakukan kegiatan seperti biasa
dimalam hari. Seperti ada yang latihan, rapat, dan diskusi. Namun tepat pada
pukul 22.15 WIB, kami kedatangan tamu terhormat yaitu Bapak PD 1. Peristiwa
seperti ini sangatlah langka mengingat para pemimpin di gedung A sangat jarang
sekali datang atau singgah ke lingkungan sekretariat.
Cukup kaget juga ternyata maksud
kedatangan Bapak PD1 yaitu, mengusir atau bahasa halusnya menyuruh pulang para
mahasiswa untuk segera meninggalkan sekretariat dengan alasan Jam Malam.
Padahal saya kira bapak PD1 datang kesekret untuk bertemu salah satu mahasiswa
dan membahas masalah akademik, karena yang saya tahu itulah wilayah kerja PD1. Namun
beliau datang ke lingkungan sekretariat bukan untuk masalah itu. Beliau datang
untuk mengingatkan mahasiswa terkait jam malam. Yang menjadi pertanyaan saya,
kemana PD3 selaku orang yang mengurusi atau mengawasi kegiatan UKM atau mahasiswa?
Kenapa bukan PD3 yang datang? Jika memang demikian bukankah akan ada tumpang tindih
tugas antara PD1 dan PD3.
Kami juga tidak mau
membuat bapak PD1 lebih capek karena sudah seharian kerja, kami pun hanya menurut
dan meninggalkan sekret. Tanpa harus ada adu argument atau teori dengan PD1,
karena kami pun juga sadar bahwa sekuat-kuatnya argument tetap kalah dengan
yang berkuasa. Saya juga berterimakasih atas kepedulian PD1 kepada kami, karena
telah meluangkan waktunya untuk mengingatkan kami.
Namun saya suka dengan
cara pengusiran yang dilakukan oleh Bapak PD1, setidaknya cara pengusiran
tersebut dilakukan dengan cara yang baik dan lebih manusiawi menurut saya, dibanding
dengan mematikan lampu dan juga pelemparan batu yang dilakukan oleh penjaga
malam yang bertugas. Tapi setiap hal yang berhubungan dengan kerja-kerja
penjaga malam pasti atas komando dari atasannya, jadi penjaga malam tidak akan
melakukan hal tersebut tanpa adanya komando dari atasannya.
Padahal yang diusir itu
merupakan mahasiswa FTP UJ sendiri yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan
oleh para dosen-dosen FTP dengan memanfaatkan salah satu fasilitas kampus.
Ketika mahasiswa diusir maka mau mengerjakan tugas dimana? Apa di kos? Saya
rasa uang bulanan yang dikirim oleh orang tua tidak mencukupi untuk memasang Wifi sendiri.
Demikianlah surat terbuka
yang saya tujukan kepada pemimpin-pemimpin yang sedang duduk di kursi-kursi gedung
A. Saya mohon para bapak /ibu bisa meluangkan sedikit waktunya untuk membaca
surat ini, terlebih lagi jika mau membalas tulisan ini, karena itu yang saya
harapkan. [JK]
nah harusnya lihat bawah gitu, monggo berkunjung buat penghuni gedung A, biar th kl anak ukm itu bener-bener keren :D
BalasHapus